Saturday, 5 December 2015

Siklus Pembuatan Basis Data


Siklus Pembuatan Basis Data








Ilustrasi Basis Data


Menurut Connolly & Begg (2010) dalam Database Systems a Practical Approach to Design, Implementation and Management, terdapat sebelas langkah pokok dalam siklus pembuatan basis data, antara lain:
Database Planning

Database planning adalah aktivitas manajemen yang memungkinkan tahapan dari Database System Development Lifecycle direalisasikan seefektif dan seefisien mungkin. Database planning harus diintegrasikan dengan strategis IS secara keseluruhan dari organisasi.




Tiga pokok utama dalam memformula IS strategi meliputi :
Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan menentukan kebutuhan sistem informasi berikutnya.
Evaluasi sistem informasi saat ini untuk menentukan kelebihan dan kelemahan yang ada saat ini.
Penilaian dari kesempatan-kesempatan TI yang mungkin menghasilkan keuntungan kompetitif.
System Definition

Pendefinisian sistem menggambarkan ruang lingkup dan batasan aplikasi basis data serta pandangan pengguna. Hal ini sangat penting dilakukan dalam proses perancangan basis data agar lebih terfokus pada proyek basis data yang dibuat.
Requirements Collection and Analysis

Requirement collection and analysis merupakan proses pengumpulan dan analisis informasi mengenai bagian organisasi yang akan didukung oleh aplikasi basis data dan menggunakan informasi tersebut untuk identifikasi kebutuhan pengguna akan sistem yang baru.




Informasi dikumpulkan untuk setiap user view utama, meliputi :
Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan.
Detail mengenai bagaimana data digunakan atau dihasilkan.
Kebutuhan tambahan untuk aplikasi basis data yang baru.

Informasi-informasi ini kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi kebutuhan atau fitur yang akan disertakan dalam aplikasi basis data yang baru. Aktivitas penting lainnya adalah menentukan bagaimana mengatur kebutuhan aplikasi basis data dengan multiple user view, yaitu:
Pendekatan terpusat (Centralied Approach). Kebutuhan dari setiap user view digabung menjadi serangkaian kebutuhan tunggal dari aplikasi basis data.
Pendekatan Integrasi View (View Integration Approach). Kebutuhan dari setiap user view digunakan untuk membuat model data terpisah untuk merepresentasikan user view tersebut. Model data tersebut nantinya akan digabung pada tahapan database design.
Database Design

Perancangan basis data (database design) merupakan proses pembuatan suatu desain untuk sebuah basis data yang akan mendukung operasional dan sasaran suatu perusahaan.




Pendekatan dalam mendesain sebuah database :
Top Down. Diawali dengan pembentukan model data yang berisi beberapa entity high level dan relationship, yang kemudian menggunakan pendekatan top down secara berturut-turut untuk mengidentifikasikan entity lower level, relationship dan atribut.
Bottom Up. Dimulai dari atribut dasar (yaitu sifat-sifat entity dan relationship), dengan analisis dari penggabungan antar atribut, yang dikelompokkan kedalam suatu relasi yang merepresentasikan tipe dari entity dan relationship antar entity
Inside Out. Berhubungan dengan pendekatan bottom up tetapi sedikit berbeda dengan identifikasi awal entity utama dan kemudian meyebar ke entity, relationship, dan atribut terkait lainnya yang lebih dulu diidentifikasi.
Mixed. Menggunakan pendekatan bottom up dan top down untuk bagian yang berbeda sebelum pada akhirnya digabungkan.

Database design dibagi dalam tiga tahapan, yaitu :
Perancangan basis data konseptual (conseptual database design).
Perancangan basis data logikal (logical database dasign).
Perancangan basis data fisikal (physical database design).
DBMS Selection (Optional)

Pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung aplikasi database dapat dilakukan kapanpun sebelum menuju desain logikal asalkan terdapat cukup informasi mengenai kebutuhan sistem. Langkah-langkah utama untuk memilih suatu DBMS :
Mendefinisikan terminologi studi referensi.
Mendaftar dua atau tiga produk.
Evaluasi produk.
Rekomendasi pilihan dan laporan produk.
Application Design

Perancangan aplikasi adalah merancang desain user interface dan program aplikasi, yang kemudian akan terintegrasi dengan basis data didalamnya.
Prototyping (Optional)

Merupakan pembuatan suatu model kerja dari aplikasi basis data. Suatu prototype adalah contoh model yang tidak mempunyai semua fitur-fitur yang diperlukan atau menyediakan semua fungsionalitas dari sistem terakhir.




Tujuan utama dari pengembangan prototype suatu aplikasi basis data, yaitu :
Untuk mengidentifikasi fitur dari sistem yang berjalan apakah baik atau tidak.
Untuk memberikan perbaikan atau penabahan fitur baru.
Untuk klarifikasi kebutuhan user.
Untuk evaluasi feasibilitas (kemungkinan yang akan terjadi) dari desain sistem khusus.

Terdapat dua macam strategi prototypingyang digunakan saat ini, yaitu :
Requirement Prototyping, menggunakan prototype untuk menentukan kebutuhan dari usulan sistem basis data yang diinginkan dan ketika kebutuhan itu terpenuhi maka prototype tidak akan dipakai lagi.
Evolutionary Prototyping, digunakan untuk tujuan yang sama. Perbedaanya, prototype tidak akan dibuang tetapi dengan pengembangan lanjutan menjadi aplikasi basis data yang digunakan.
Implementation

Membuat eksternal, konseptual, dan definisi basis data internal dan program aplikasinya. Implementasi basis data dilakukan dengan menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang terpilih. Bagian dari program inimerupakan transaksi-transaksi basis data yang diimplementasikan menggunakan Data Manipulation Language (DML).
Data Conversion and Loading

Memindahkan data dari sistem yang lama ke sistem yang baru. Langkah ini dibutuhkan hanya pada waktu sistem basis data yang lama digantikan dengan sistem basis data yang baru. Suatu DBMS mempunyai kegunaan memasukkan file kedalam basis data yang baru dan kemudian secara otomatis mengubah data kedalam format yang diperlukan oleh file basis data yang baru. Jika bisa diterapkan, pengembang dapat mengubah dan menggunakan program aplikasi dari sistem yang lama untuk digunakan oleh sistem yang baru.
Testing

Suatu proses eksekusi program aplikasi dengan tujuan untuk menemukan kesalahan, dengan menggunakan strategi tes yang direncanakan dan data yang sesungguhnya.
Operational Maintenance

Merupakan proses pengawasan dan pemeliharaan sistem basis data berikut instalasinya. Pada langkah sebelumnya, sistem basis data telah diimplementasikan dan diuji sepenuhnya. Sekarang sistem memasuki langkah pemeliharaan yang melibatkan aktivitas-aktivitas berikut :
Pengawasan performa sistem, jika performa menurun maka memerlukan perbaikan atau pengaturan ulang database
Pemeliharaan dan pembaharuan aplikasi database (jika dibutuhkan).
Penggabungan kebutuhan baru kedalam aplikasi database.
Daftar Pustaka
Connolly, T. M., & Begg, C. E. (2005). Database Systems : A Pratical Approach to Design, Implementation, And Managment. USA: Pearson Education Limited.
Connolly, T. M., & Begg, C. E. (2010). Database Systems : A Practical Approach To Design, Implementation, And Management (Fifth ed.). Boston: Pearson Education Limited.

No comments:

Post a Comment